Rabu, 04 September 2019

New Testament Exegesis // Craig L Bloomberg dan Jenifer Fourtz M

Yosafat Belmiro / New Testament Exegesis (16111546)
Dosen: DR. Robert Paul Trisna
TUGAS Rangkuman 

New Textament Exegesis (Craig L.Bloomberg dan Jennifer Foutz Markley)

Kata pengantar
Saya sebagai pembaca buku ini berterima kasih kepada Jimkimmey, sebagai direktur editorial di sebuah akademik tukang roti, yang telah meyakinkan saya akan buku ini dan untuk mendukung kita selama ini. Selama tiga tahun terakhir ini dia dan petugas masuk untuk seminari. Setelah menulis makalah eksegesis yang patut dicontoh untuk beberapa kelas, Jen siap menjadi penulis utama untuk lima dari sepuluh, saya menyusun draft pertama dari lima masalah lainnya.
Perkenalan
Beginilah cara kita mengetahui anak-anak Tuhan dan bukan anak-anak Tuhan dan juga orang-orang yang tidak mencintai saudara dan saudari mereka. Ini terdengar cukup dipotong dan dikeringkan, tapi jangan kebanyakan orang jatuh entah dimana melakukan hal yang benar dan tidak melakukannya. “Anak laki-laki meskipun di (Yesus) adalah, dia belajar menaati dari apa yang dia derita dan, sekali membuat yang sempurna, Dia menjadi sumber keselamatan abadi bagi semua orang yang menaatinya. Apalagi kita akan menerima hadiah dan roh. Hmm, saya bertanya-tanya hadiah dari mana itu? Tulisan suci pasti tampak membingungkan. Para reformis Protestan, di satu sisi, secara teratur menekan apa yang mereka sebagai ketajaman atau kejelasan tulisan suci, siapa pun yang membaca dari genesis sampai wahyu, atau bahkan sekedar wasiat baru dari Matius diuntuk wahyu, akan menangkap kontur utama kisah Tuhan, ciptaan-Nya, kejatuhan mereka kedalaman dosa, dan rencananya untuk penebusan bagi mereka. Mereka tidak Pernah mengklaim bahwa pembaca tidak akan berlari melintasi teks tampaknya bertentangan dengan keseluruhan alur cerita dan teologi Alkitab.
BAB 1
Penelitian Teks
      Istilah penelitian teks ini atau bisa disebut dengan Kritik Teks adalah praktik membandingkan berbagai Salinan dari sebuah karya guna menentukan sedapat mungkin susunan kata yang pasti dari sebuah teks asli, baik yang tidak ditemukan maupun yang sudah tidak ada lagi. Penelitian teks juga bisa dikatakan sebagai suatu disiplin ilmu atau seni. penelitian teks merupakan praktik ilmiah karena membutuhkan peneliti untuk mengumpulkan data dan membandingkan berbagai pilihan lalu kemudian menetapkan aturan untuk menetapkan bacaan asli. Tidak semua ahli kritik teks perjanjian baru sepakat bahwa tujuan utama kritik tekstual adalah menentukan yang asli sebagai penulis setiap buku perjanjian baru yang pertama kali menulisnya, namun ini jelas mengenai perspektif yang dominan. Kita bisa membaca bacaan yang sama, perbedaan dari bacaan yang sama, perbedaan ini diberi label atau varian teks, radin, pembacaan varian mungkin melibatkan perubahan dalam sepucuk surya, sepatah kata, ungkapan atau bahkan tambahan dan. Apa sebenarnya tujuan utama tekstual-tekstual yang dikesampingkan karena masalah itu tidak bisa di tulis, pembacaan palsu semacam aslinya.

            Dokumen-dokumen kuno yang dipakai untuk merekonstruksi teks Perjanjian Baru seperti yang kita miliki sekarang dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu; naskah-naskah Bahasa Yunani, terjemahan-terjemahan kuno, dan kutipan patristic.
Naskah-naskah Yunani dibagi menjadi; Papirus, majuscule, dan minuscule.
Papirus adalah bentuk kuno dari bahan seperti kertas terdiri dari beberapa naskah tertua yang ada untuk penelitian secara cermat. biasanya dalam literatur ilmiah, papirus ditandai dengan huruf Gothic p, diikuti kata superskripsi.

Jenis Teks
Ciri Khas
Contoh
Aleksandria
- Disalin secara cermat dan akurat
- Contoh paling awal dari abad kedua
- Biasanya lebih disukai daripada teks barat atau Byzantine, karena keakuratannya
- Gothic (p)
- Kodeks Vaticanus (B)
- Kodeks Sinaiticus
- Berbagai terjemahan koptik
Barat
- Tanggal penulisan awal (seawal abad kedua)
- Memakai frasa bebas, selaras teks-teks perjanjian baru lain
- Pengayaan Cerita dengan memasukkan materi luar atau materi penjelas
- Kodes Bezae (D)
- Naskah-naskah italic atau Latin lama
- dan Gothic (p)
Byzantine
- Perkembangan berkesinambungan sejak abad ketiga sampai awal abad Pertengahan
- Jelas dan lengkap.
- Teks-teks terdahulu yang berbeda digabung dengan memperluasnya dan memperhalus kata-kata sukar
- Menjadi jenis teks Yunani dominan sejak abad ketujuh dan seterusnya.
- Mewakili 80 persen naskah-naskah yang ada.
- Teks Mayoritas
- Textus Receptus

            Tipe teks Bizantum, paling sulit saat ini karena perkembangannya yang terus berlanjut sampai usia pertengahan, ditandai dengan kejelasan dan kelengkapan. Karena keluarga Bizantium diterima oleh Bizantium (yang menjadi konstan dan akhirnya astanbull), dan modal dan jantung dunia ortodoks timur, ia disalin dan didistribusikan ke seluruh kekaisaran Bizantium.
            Tipe Teks Alexandria, Mesir, mengetahui salah satu pusat pembelajaran dan beasiswa klasik. Tidak mengherankan, tradisi penyalinan manuskrip yang berasal dari pertunjukan ini sangat teliti dan akurat. Tulisan-tulisan ayah gereja mula-mula sangat membantu untuk menentukan bahwa, sejak awal abad kedua, jenis teks kedua, jenis teks utama yang berbeda muncul dan digunakan di tempat-tempat kekaisaran yang berbeda.
            Sekalipun penelitian teks itu merupakan tugas yang kompleks dan terkadang sulit, namun bukan hal yang mustahil untuk kita sebagai mahasiswa teologi STT Bethel bisa memhaminya, tentu ini adalah suatu proses. Melalui pengetahuan tentang terminologi, teori dan perlengkapan dan kritik tekstual, mahasiswa/i harusnya bisa agak yakin bahwa mereka sedang berhadapan dengan teks asli seperti yang ditulis oleh penulisnya. Kita sebagai pemula tidak boleh meninggalkan penyelidikan untuk mencari Firman Allah seperti yang dituliskan untuk komunitas oleh penulis Kitab Suci asli, yang mendapat inspirasi.

2. Penerjemahan dan Berbagai Versi Terjemahan
      Selain masalah menemukan kata atau ungkapan yang sesuai dengan apa yang dimaksud dengan bahasa yang berbeda adalah masalah sintaksis atau susunan kata. Contoh koneksi intratextual yang dapat dilihat oleh siswa dengan memeriksa bahasa Yunani termasuk permainan bagus pada kata-kata dalam James 2:20.
            MEMILIH TERJEMAHAN
Implikasi dari semua yang telah kita bahas sejauh ini adalah bahwa hal yang berharga bagi pelajaran Alkitab yang serius, begitu mereka mempelajari cukup banyak bahasa Yunani, untuk mengerjakan terjemahan mereka yang secara formal (bahkan sampai pada titik-titik yang ditulis secara literal kayu, seperti juga konfigurasinya memanfaatkan bahasa inggris yang gramatikal dan cerdas. Yang sangat penting bagi setiap pelajar teologi.

3. Konteks Sejarah Budaya
            Yang menjadi kunci adalah kita harus menemukan penulis asli, tanggal penulisan, lokasi penulis dan pembacanya, serta keadaan-keadaan yang mendorong ditulisnya kitab yang akan kita teliti nantinya dalam pelajaran PBX-1 dan 2. Jika Penafsian bacaan tersebut bervariasi dan bergantung pada faktor historis yang masih diperdebatkan. Dalam melihat konteks Sejarah dan Budaya kita juga harus mengidentifikasi konsep-konsep kunci dari bacaan yang akan kita teliti. Singkatnya seperti ini;
- Analisis Konteks Sejarah
Sejarah dibalik teks (diakronis, seiring waktu). Contohnya: Penanggalan, penulis, penerima, peristiwa sejarah yang memengaruhi penulisan.
- Analisis Sosial à suatu waktu dalam sejarah (sinkronis, terbatas dalam suatu masa atau periode). Contoh: nilai-nilai budaya yang tersirat, hubungan sosial, sistem politik, dan keagamaan.
            Kita juga harus menggunakan Alkitab untuk memperoleh informasi konteks sejarah, misalkan ada sebuah sisipan teks mengenai konteks yang sedang dibicarakan ( Yesus bertanya jawab dengan para ahli Taurat, lalu percakapan Yesus dengan Nikodemus, dan lainnya). Dan juga nanti ada suatu perikop yang ber-pararel maksudnya kisahnya sama tapi ditulis dalam Injil Sinoptik. Tidak lupa juga untuk mengambil referensi dari sumber-sumber lain, misalkan Kesusastraan Rabinik, Psudepigrafa, Misnah, Targum, dimana tujuannya untuk melengkapi penelitian kita dalam mengeksegesis suatu kitab.  
4. Konteks Sastra
      Apa tindakan barbarisme agama ini? Kebanyakan orang Amerika yang menghadapi tajuk utama seperti itu dengan cepat akan mencatat bahwa hal itu akurat di halaman olahraga, ingat bahwa dua sekolah Katolik setempat diberi nama “keluarga suci” dan “hati suci”, dan terus mengamati bahwa artikelnya adalah tentang kekalahan miring dalam beberapa tim olahraga.
Lingkaran Hubungan Kontekstual
Dalam sebuah buku Alitabiah
Keseluruhan kitab suci
Diluar kitab suci
Kesimpulan

Ini cukup untuk memacu para penafsir itu. Tafsirkan setiap teks dalam konteks langsungnya, bergeraklah ke dalam lingkaran konsentris lebih jauh dari teks sesuai kebutuhan, tapi ingatlah dengan konteks yang lebih dekat dengan itu sendiri, semakin banyak ton anda untuk bagian ini. Kenali genre buku perjanjian baru dibagian yang salah, dan juga setiap bentuk dan bentuk tertentu, apakah bagian kita lebih sempit sesuai standar yang berlaku, sebagian besar bagian tidak akan selalu mengharuskan melakukan semua ini untuk berada di mutu alat yang tampaknya paling mungkin membantu setiap teks yang anda tafsirkan.
            Dalam konteks sastra ini kita harus membaca bagian-bagian yang mendahului dan mengikuti bagian bacaan yang sedang Anda teliti. Formulasikan garis besar dari kitab yang menjadi sumber bacaan Anda. Temukan lokasi dari bacaan Anda dan konteks langsungnya dalam alur naratif kitab tersebut dan tentunya kita harus menemukan implikasi tambahan guna menafsirkan bacaan tersebut dengan tepat. Perhatikan bentuk-bentuk kiasan yang nantinya akan dapat mempengaruhi penafsiran teks. Kita juga harus mencari tahu apakah penelitian sastrawi dapat menolong dalam menjelaskan elemen-elemen yang terdapat dalam bacaan tersebut dengan meneliti plot, penokohan, masa naratif, klimaks, dan lainnya.
5. Penelitian Kata
            Untuk menerjemahkan secara akurat gagasan penulisan naskah dengan menggunakan istilah yang sesuai dalam bahasa reseptor, siswa perlu memperhatikan sepersingkat keterampilan tertentu.
Kesimpulan
Salah satu dari kata dia bagaimana kita dengan setia menggunakan seorang pendeta lokal yang baru pensiun yang beru-baru ini baru dijelaskan dari seminari sebagai alat kata-katanya selama beberapa tahun setelah dia menaruhnya disana, adalah R, Alkitab, jadi dia hanya mengandalkan terjemahan itu dari saat itu. jika mereka melakukan studi kata-kaata formal bukan hanya sebagian kecil dari yang paling penting dan penting dalam wasiat baik, jika mereka melakukannya, mereka akan tetap bekerja, dan kami akan menerbitkan hasil kerja mereka.
            Kita juga harus menentukan keluasan makna dari masing-masing kata terebut dalam bahasa Yunani klasik, LXX, bahasa Yunani Koine atau Hellenistik, dan dalam Perjanjian Baru. Jika suatu kata muncul berkali-kali dalam suatu kitab tertentu, atau sering digunakan oleh seorang penulis tertentu, perhatikan penggunaan kata tersebut dengan seksama dana meneliti sebuah kata.

6. Tata Bahasa
            Dengan demikian, sama seperti dalam bahasa inggris, seseorang dapat mengidentifikasi dimana dua atau lebih klausa independen dihubungkan bersama oleh “atau,”  “dan,” atau “tapi” menciptakan dua atau lebih unit pemikiran seimbang yang seimbang-seimbang dengan alternative, penambahan, atau antithesis. Dalam kasus lain keterkaitan antara pemikiran independen berturut-turut tidak begitu ketat dan kita menciptakan kalimat yang terpisah. Tetapi jika sejmlah kalimat tampaknya ddimiliki bersama sebaai paragraph diskrit, kami masih Ingin bertanya bagaimana maitannya.
            Ungkapan-ungkapan dasar yang sama dalam argument atau diskusi dapat dikaitkan adengan kalimat atau bagian kaliat yang saling terkait secara logis, menunjukan dasar, kesimpulan, kondisi, konsesi, atau kontra-harapan, kotars atau perbandingan, atau kepindahan dari umum ke yang spesifik atau sebaliknya.
Contoh
Bagaimana Tata Bahasa Yunani Membuat Perbedaan
Sebagai contoh, terjemahan setra secara formal dari matius 1:16 biasanya membawa silsilah Yesus ke sebuah kesimpulan dengan mengatakan, “dan yakub ayah dari joseph suami dari meri, dintaranya Yesus lahir, yang disebut Kristus” (ESV), membuat pembaca bertanya-tanya apakah matius mengira Yesus lahir dari kedua joseph dan mary.
Kesimpulan
Mereka perlu berkonsultasi dengan beberapa terjemahan, mudah-mudahan dengan catatan pelajaran. Lebih baik lagi, siswa teologia yang serius perlu mulai memperoleh sebuah perpustakaan komentar yang bagus, pertama di keseluruhan Alkitab dan kemudian pada kita-kitab Alkitabiah individual.
            Kita sebagai peneliti juga harus menemukan struktur tata bahasa yang tidak biasa, kontroversial, atau memiliki signifikansi teologis yang tentunya dapat menjadi sumber informasi bagi penelitian selanjutnya. Dalam bagian tata bahasa, kita harus mengevaluasi bagian-bagian atau argumen-argumen yang mendukung maupun yang menentang berbagai alternatif dari penafsiran tersebut dan kita juga harus menentukan klasifikasi-klasifikasinya terhadap konteks langsung bacaan yang sedang di teliti.

7. Masalah Penafsiran
            Dalam proses eksigetis, penafsir terkadang tiba pada persimpangan jalan. Ada kalanya pertanyaan sulit tentang makna teks tidak bisa di jawab dengan hanya menggunakan satu metode dari berbagai langkah eksegesis yang telah di bahas sejauh ini. Pada umumnya masalah yang tampaknya sulit menjadi jauh lebih jelas jika penafsir akan meluangkan waktu dan melakukan pekerjaan rumah yang dibutuhkan. Namun kita harus sadar akan pendekatan itu, dan menentukan pendekatan itu mana yang paling masuk akal berdasarkan metode eksegesis yang masuk akal.
Kesimpulan
            Kami hanya mulai menggali permukaan dengan contoh masalah yang lebih kompleks dan sintetis yang kami kategorikan hanya sebagai “masalah interpretatif”. Teka-teki eksigetis yang lebih kompleks atau multifaset dan / atau alternatif ortodoks yang lebih bersaing, yang tampaknya memilih dukungan kuat, semakin penafsirnya, terutama filmnya, seharusnya berhati-hati untuk merangkum satu solusi pun secara dogmatis ada banyak hal. Dipuji dalam pengkhotbah atau guru yang mengumumkan.
            Kalau dalam masalah penafsiran terdapat berbagai pilihan solusi, gunakan proses eliminasi untuk mengerucutkan solusi yang kita rasa paling memungkinkan. Perhatikan tindakan eksigetis yang dapat langsung diterapkan dan paling sering disetujui, serta gunakan tindakan tersebut untuk menyingkirkan pilihan-pilihan yang kurang memungkinkan. Kalau tidak ada solusi yang begitu jelas, susunlah pilihan-pilihan yang tersedia berdasarkan kemungkinannya untuk menyelesaikan masalah eksigetis yang ada, dan peganglah pilihan Anda secara tentatif, terutama ketika pilihan tersebut memengaruhi argumen eksigetis yang penting bagi teks yang akan kita eksigetis.

8. Penyusunan Garis Besar Bacaan (Menguraikan)
            Sekarang saatnya untuk merefleksikan secara lebih sistematis dan rinci tentang bagaimana menghasilkan apa yang sering disebut garis besar eksigetis dari bagian dari perjanjian baru.
Tampilan Gramatikal Untuk Siswa Dengan Bahasa Yunani
Pendekatan yang umum dilakukan adalah menggambar garis horizontal yang di mulai dari margin kiri halaman. Kemudian gunakan garis diagonal yang menjauh dari garis horizontal yang berubah menjadi garis horizontal sejajar di atas dan di bawah klausa utama untuk mendokumentasikan berbagai pengubah. Poin utama dalam garis besar dapat diberi label dengan angka romawi, diikuti oleh item yang diberi label huruf kapital untuk tingkat sub divisi berikutnya, diikuti oleh entri yang dimulai dengan angka Arab, dan seterusnya.
 Kesimpulan
            Kadang-kadang, apa yang secara gramatikal disorot tidak secara konseptual menonjol, dan sebaliknya. Kita harus terus membaca untuk menemukan pokok pembicaraan dari kalimat dua ayat ini. Biasanya, isian tata bahasa akan sangat dekat. Tapi itu tidak berarti apa-apa lagi. Ada banyak cara untuk melakukan  kekerasan terhadap unit pemikiran alami dalam teks, yang tidak akan disetujui oleh komentator yang kompeten. Ada beberapa buku atau bagian buku lebih jelas dalam garis besar mereka daripada yang lain. Bahkan jika semua latihan kita dalam menguraikan membuktikan yang terbaik untuk menjadi perkiraan niat asli penulis, kita belajar banyak hal tentang pemikiran para penulis yang terinspirasi dalam prosesnya.

9. Teologi
            Meskipun hanya sedikit dari mereka yang menyadari hal ini pada saat itu, orang-orang Kristen baru hampir selalu teologis sistematis sebelum penafsiran Alkitabiah. Presentasi yang paling umum dari presentasi semacam itu mungkin adalah salah satu yang berfokus pada keinginan Tuhan untuk berhubungan dengan manusia, ketersaingan kita darinya, karya Yesus di kayu salib sebagai solusi untuk penderitaan manusia dan kebutuhan kita untuk menanggapi pertobatan, iman, dan murid. Pemahan teologis semacam itu bisa menjadi kutukan sekaligus berkat eksegesis. Kita akan memperlakukan keduanya, dalam urutan itu.
Masalah Teologi Sistematis mengalah Penafsiran Alkitabiah
Secara sadar atau tidak sadar, sistem teologis mempengaruhi keputusan eksigetis yang tak terhitung jumlahnya. Sistem teologis akan menentukan bagaimana teks-teks individual ditafsirkan, bahkan terlepas dari ajaran-ajaran yang berbeda di tempat lain dalam kitab suci.
Masalah Tafsiran Biblikal Yang Tidak Mengarah ke Teologi Sistematis
            Contoh terakhir ini, hubungan kompleks antara eksegesis teologi membentuk transisi yang baik ke kategori masalah berikutnya. Di sini James meratapi keunikan unik di ras keunikan  manusia. Tapi apa yang membuatnya pedih dan tidak pantas adalah bahwa benda-benda kutukan sesama manusiaà adalah puncak penciptaan, tidak dicap dengan imago (“citra Tuhan”)
Kebangkitan Kembali “Interpretasi Teologis”
            Tentu saja, kita dapat harus belajar dari pada komentator, pengkhotbah, dan menulis dari setiap era dan tempat dalam sejarah gereja.
Teologi Yang Sah Dari Eksegese Yang Valid
            Jadi ketika sampai pada teks seperti perumpamaan yang disebut sebagai hakim yang tidak adil atau janda yang gigih (Lukas 18:1-8), kami akan segera memikirkan tema doa, Persia (lihat ayat 8).Termasuk kemungkinan akan menjadi pernyataan yang menegaskan pentingnya persistensi dalam doa, keadilan untuk hal ini di masyarakat yang belum menerimanya, dan kehidupan kristeni bisa berubah menjadi lebih lama atau sulit daripada yang diantisipasi sebelumnya.
Kesimpulan
            Tidak semua bagian akan memberikan informasi penting kepada doktrin teologis inti. Banyak yang akan berorientasi pada etika. Beberapa mungkin menyarankan bahwa teologi tradisional, baru-baru ini, barat memiliki kesenjangan di dalamnya yang perlu diisi, misalnya, mengenai topik peperangan spiritual, dimana analisis dakwaan terhadap wasiat baru menunjukkan bahwa lebih banyak kebutuhan untuk dikatakan daripada yang sering ditemukan dalam literatur yang ada.

10. Penerapan/Aplikasi
Pembicara memiliki pemahaman yang baik tentang makna asli dari pernyataan Paulus yang telah belajar untuk memuaskan dirinya sendiri di saat-saat yang diinginkan dan pada masa-masa banyak, Kristus memberi Paul tata cocok untuk menguatkan naik turunnya pelayanan sebagai Dia adalah pion Tuhan. Cukup mudah untuk berkonsultasi dengan materi historis, ensiklopedi Alkitab dan esensi baru, untuk mendapatkan nuansa atau label penting yang akan mempengaruhi ayat-ayat alkitabiah. Bagian kontribusi untuk argumen keseluruhan penulis adalah sesuatu yang relatif juga yaitu relatif.
Mengenali Perangkap Aplikasi Umum
Di antara pembaca alkitab ada tiga bidang utama kesalahan dalam penerapan yang akurat. Kabar baik dalam penafsir adalah dua area tidak mungkin mempengaruhi seseorang yang telah benar-benar menganalisis bagian tulisan Suci. Masalah pertama dalam aplikasi bagi bayak pembaca berasal dari jumlah total glek konteks apapun.
Masalah kedua adalah sama seperti pertama. Pembaca dapat menafsirkan bagian ini sesuai dengan sisa dari kitab perjanjian baru yang akan muncul ini, yang merupakan langkah ke arah yang benar, namun mungkin gagal memperhitungkan konteks sejarah dan diterori yang lengkap. Area masalah ketiga adalah kesalahan penafsir dan penutur yang rentan, seperti yang ditunjukkan contoh pembuka kami dari Filipi 4.
            Sifat komunikasi
Prasangka Berbahaya Dan Menyesatkan
            Sebuah Metode Untuk Membawa Kita Ke Dunia Kita Sendiri
Kami telah meletakan banyak dasar di sepanjang buku kami untuk mengajukan sebuah metode untuk mengambil makna yang diinginkan dari luar dan menemukan cara untuk menerapkannya dan membantu seseorang untuk mengembangkan hati dan pikiran Tuhan untuk berpikir dan menanggapi situasi yang Tuhan inginkan agar dapat dilakukan. Situasi yang dialamatkan si penulis sering kali sangat berbeda dari yang kita hadapi saat ini.
Kesimpulan Akhir
            Jika orang tidak mengenalinya, namanya kebenaran Tuhan (aleqhia Qeoz) ini sulit akan sangat sulit diterapkan pada kehidupan mereka dengan cara dapat membantu mereka berjalan dalam hubungan yang lebih dekat dengan-Nya. ini adalah harapan setiap orang yang berusaha untuk menghadiri pertemuan ilmiah instruksional. Bayangkan hal hebat yang bisa dilakukan jika dalam pembicaraan kita bersikeras bahwa firman Tuhan berarti sesuatu yang Tuhan maksudkan itu. Bayangkan ini sangat bagus dan yang kita promosikan saat kita menerapkan teks dengan baik.

            Jika konteks kontemporer tidak memungkinkan atau mengaburkan penerapan suatu aplikasi, identifikasikan prinsip lintas budaya yang menjadi dasar masing-masing dari penerapan tersebut. Menurut arahan buku ini kita harus masuk atau naik ke atas “tangga abstraksi” hanya untuk menentukan prinsip-prinsip tersebut. Selain itu, carilah aplikasi kontemporer yang berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama dengan penerapan yang diinginkan oleh penulis.


Reading Report - Konseling Kristen Yang Efektif By Dr. Garry Collins

Nama: Yosafat Belmiro
Matakuliah : Konseling Pastoral

Buku: Konseling Kristen Yang Efektif // DR. Garry Collins



       
Pasal 1: Kebutuhan akan Konseling Kristen

            Sigmunt Freud, memulai karirnya sebagai psikiater (dokter ahli jiwa) di Austria tahun 1880. Ia membentuk teori-teori yang kontroversial pada zaman itu, yaitu teori mengenai watak dan pikiran manusia (analisis mimpi dan menghubungkannya dengan rahasia kehidupan yang tersembunyi). Freud juga banyak menulis mengenai perkembangan dan pembentukan kepribadian manusia, tingkah laku yang abnormal dan teori konseling yang disebutnya sebagai psiko-analisis. Konseling juga sudah ada berabad-abad, seperti Elihu memberi nasehat keapda Ayub, ditengah-tengah penderitaannya. Malaikat Tuhan menolong Elia, ketika ia kesepian dan putus asa di padang gurun. Daniel menasihati raja Nebukadnezar, dan Daud memainkan kecapi untuk menghibur Saul yang murung dan gelisah. Tuhan Yesus juga disebut sebagai “Penasehat yang Ajaib”, dalam Kitab PB bisa ditemukan banyak contoh orang-orang Kristen yang saling menolong, menasehati, satu keapada yang lain.
Konseling adalah hubungan timbal balik antara dua individu, yaitu konselor yang berusaha menolong atau membimbing dan konsele yang membutuhkan pengertian untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya. Dan tentunya arahnya bervariasi, meski semua tidak dapat diaplikasikan dalam setiap situasi konseling.
-       Mengubah sikap/tingkah laku yang merugikan, dan menolong mengerti akan nilai-nilai kehidupan yang ada.
-       Belajar bagaimana bergaul dan berkomunikasi dengan sesama.
-       Menolong untuk dapat mengekspresikan perasaan kuatir, gelisah takut, kesepian, atau kemarahan secara sehat.
-       Menolong mengerti sebab-sebab dari persoalan yang timbul.
-       Menyadari akan dosa, mengakui dihadapan Tuhan, mengalami pengampunan, dan mulai suatu kehidupan yang baru.
-       Menciptakan kesediaan untuk mendengar nasihat, teguran, dan menolong orang lain yang mempunyai problem yang sama.
-       Belajar tumbuh dalam iman dan pengenalan akan Tuhan, dalam doa dan perenungan Firman Tuhan secara teratur.
Keunikannya dalah:
-       Orang Kristen mempunyai pandangan yang unik tentang dunia dan segala persoalannya. Dimana Allah mengatur setiap bagian hidup kita, mendegar doa anak-anak-Nya, menyelamatkan yang percara dan menolong mereka untuk mengatasi segala persoalan hidupnya.
-       Konselor Kristen mempunyai arah yang konkret yaitu memperkenalkan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi dan Penebus dosa, sehingga orang Kristen tidak saja mengakui dosa, tetapi juga memperoleh anugrah pengampunan dosa, diperdamaikan dengan Allah dan memulai hidup baru yang dipimpin oleh Roh Kudus.
-       Konselor Kristen dapat berdoa bersama konsele, menguatkan hatinya melalui pembacaan Firman Tuhan, dan memperhatikan hal-hal rohani yang dapat menolong pertumbuhan iman konsele.
Tuhan Yesus tidak selalu memakai cara yang sama dalam mengkonseling, kadang-kadang Ia berkotbah, kadang-kadang Ia mendengar, memerintahkan, berdebat, dan mengajar bagaimana kita dapat menjadi anak-anak-Nya yang baik. Ia berbicara di Bait Allah, di atas bukit, di rumah-rumah, dan tidak pernah menghadapi suatu persoalan dengan cara yang sama; karena Tuhan mengerti perbedaan dalam kepribadian, kebutuhan, dan tingkat pengetahuan tiap orang. Jadi Ia menggunakan cara-cara yang unik untuk setiap permasalahan.
            Karena itu kita sebagai konselor jangan hanya menekankan hal yang spiritual dan melupakan gejala yang lain, yang juga harus diatasi; ataupun juga sebaliknya kita memperhatikan gejala-gejala jasmani dan kejiwaan saja seta meremehkan kebutuhan rohani.
            Setelah masa Freud, teori-teori konseling berkembang begitu pesat, secara garis besar dibagi menjadi tiga golongan;
1). Directive-approaches
            Konselor dipandang sebagai seorang ahli yang dapat menganalisis persoalan, menngerti akan pemecahannya dan mampu mengkomunikasikan jalan keluar tersebut kepada konsele. Jadi konsele hannya datang untuk menerima petunjuk tentang hal yang harus dilakukannya,
2). Permissive-approaches
            Konselor memberikan kebebasan kepada konsele untuk mengatasi persoalannya sendiri. Konselor tidak memberikan diagnosis, menganjurkan jalan keluar, atau memberikan terapi, tetapi ia lebih banyak mendengar , kadang-kadang menyimpulkan apa yang sudah didengar dan memberikan suasana konseling yang hangat, sehingga konsele bebas mengeluarkan isi hatinya, menyatakan perasaanya, dan tanpa disadari akhirnya ia menemukan jawaban atas persoalannya.
3). Interactional-approaches
            Konselor dan konsele mendiskusikan persoalan dalam hubungan mereka yang equal, sehingga keduanya dapat mengambil keputusan sebagaimana baiknya persoalan itu diatasi.
Biasanya sih konseling lebih cenderung memilih pendekatan directive-approache. Kalau dalam masyarakat demokratis, pendekatan kedua dan ketiga lebih banyak ditemukan. Tuhan Yesus memakai direct-approach dan sangat authoritative dalam menghadapi para imam besar dan orang Farisi. Ia menggunakan pendekatan yang lebih dari hati ke hati, dan kepada perempuan yang sakit (memegang jubah-Nya) Tuhan menghardik dengan lembut. Sedangkan kepada anak-anak Ia memeluk dan membawa mereka dekat kepada-Nya; dan dengan tiap-tiap murid-murid-Nya Ia memberikan pendekatan yang berbeda.
            Jadi tanggung jawab gereja yang paling utama, adalah untuk menolong orang lain. Gereja seharusnya menjadi kesatuan atau persekutuan dari orang-orang percaya yang oleh kuasa Roh Kudus diberi kuasa untuk melayani sesama, baik didalam maupun diluar gereja.
Orang-orang Kristen diberi karunia yang berbeda (Rm 12; 1Kor 12; Ef 4); ada yang punya karunia berkotbah atau mengajar, ada yang melayani, memberi nasihat dan memang ada karunia yang lebih menonjol.
            Paulus mengingatkan melalui suratnya kepada jemaat di Efesus, bahwa karunia diberikan oleh Roh Kudus dengan tujuan;
a. Memperlengkapi orang percaya bagi pekerjaan pelayanan.
b. membangun dan menguatkan iman orang percaya sehingga tidak lagi diombang-ambingkan oleh bermacam-macam pengajaran, melainkan dipersatukan dan menjadi dewasa dalam iman.
            Beberapa ahli teologia berpendapat, konseling adalah salah satu karunia khusus yang diberikan Tuhan keapda orang-orang percaya untuk membangun gereja dan menguatkan tiap individu dalam Roma 12:8.


Pasal 2: Ciri-ciri Konseling Kristen

            First, seorang konselor Kristen yang efektif tentu mempunyai kerohanian yang baik (Galatia 5 “buah-buah Roh Kudus”). Seseorang yang sudah menerima Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamat, menyerahkan diri untuk mengikut Kristus, menyalibkan hawa nafsu, dan berjalan didalam pimpinan Roh Kudus. Lambat laun bagian dari hidupnya mulai mengeluarkan buah–buah roh. Seseorang yang sudah menjadi milik Kristus akan terus menerus ingin memperbaiki kehidupannya. Harus membiarkan Roh Kudus terus menerus mengontrol dan memperbaiki kehidupan kita.
            Second, konselor Kristen harus lemah lembut (Gal 6:1). Tegas tapi tetap lembut, sensitive, kepada mereka yang datang dengan berbagai persoalan.
            Third, seorang konselor Kristen harus bersedia menolong meringankan beban (Gal 6:2). Tidak mudah, seringkali sulit tidak menyenangkan, bahkan menyakitkan. Tapi hal inilah yang menjadi Firman Tuhan, yaitu kita harus meringankan beban satu dengan yang lain.
            Four, Seorang konselor Kristen harus bersifat rendah hati. Menguji dirinya sendiri, tidak bermegah melihat keadaan orang lain, dan mau menanggung bebannya sendiri, bahkan mau belajar dari orang yang minta tolong kepadanya (Gal 6:6).
            Five, Seorang konselor Kristen harus bersifat sabar. Sangat mudah bagi konselor untuk menyerah dan putus asa bila kondisi konsele tidak bertambah baik (6:9). Padahal jika kita mau dipakai Tuhan, kita harus sabar dan rela membiarkan Roh Kudus bekerja sesuai dengan waktu-Nya.
            Six, seorang konselor Kristen harus berifat rajin berbuat baik (Gal 6:10). Perbuatan baik tidak dapat dipisahkan dari dirinya sebagai seorang konselor. Prinsip-prinsip untuk menolong orang lain ini harus dipupuk, dan harus menjadi semakin jelas kita tumbuh dalam iman kepada Tuhan Yesus. Titik permulaannya adalah hubungannya dengan Tuhan, ditandai dengan kasih (Yoh 13:34-35). Beberapa hal yang harus diperhatikan;
1). Saat teduh
2). Membagi Tugas (Yesus juga melatih murid-murid-Nya untuk melakukan dan menolong orang lain).
3). Dukungan dari saudara-saudara seiman
4). Doa (Markus 1) Tuhan Yesus menyediakan waktu khusus untuk berdoa.
            Ada beberapa hal yang harus dihindari oleh konselor Kristen
a. Memihak/menitik beratkan pada informasi sepihak.
            Contoh pada konseling pernikahan, suami istri bisa mempunyai pandangan yang sangat berbeda mengenai satu persoalaan. Jadi konselor jangan mendengar hannya keapda satu pihak saja, apalagi kalau ia berpihak kepada satu konsele, masalah itu tidak akan selesai.
b.  Mengambil kesimpulan yang premature/tergesa-gesa/ ceroboh.
            Seorang konselor harus dapat mendengar dengan baik, cermat, dan tidak mengambil kesimpulan terlalu cepat. Karena apa yang dikemukakan oleh konsele belum tentu persoalan yang sebenarnya, seringkali hannya berupaya gejala tambahan dari inti persoalannya.
c. Menekankan Konfrotansi (ketegangan konflik)
            padahal jika diperhatikan ada banyak cara yang disaksikan untuk menolong orang lain oleh Alkitab. Kadang-kadang melalui konfrontasi (Rm 15:14), terkadang mengajar (Kol 3:16), menghibur (1 Tes 4:18), memperhatikan (1 KOr 12:25), menguatkan (1 Tes 4:18), bahkan dengan kasih menolong konsele menanggung beban atau pergumulan mereka (Gal 6:2). Jadi jelas tidak mungkin hannya satu cara saja untuk menolong konsele.
d. Terlalu banyak ikut campur (kepo)
            seringkali konselor terjerat dan ikut campur dalam banyak hal, sehingga tidak obyektif terhadap inti persoalannya. Dan tentu saja banyak menguras banyak waktu dan tenaga yang seharusnya dapat kita pergunakan untuk hal-hal lain.
e. Akrab dengan konsele lawan jenis.
            Jangan mengira bahwa konselor Kristen, ada jaminan bahwa tidak akan terjadi skandal dalam hubungan kita dengan konsele. Konseling membutuhkan pendekatan yang kadang-kadang sampai kepada kebutuhan pribadi yang sangat mendalam, seperti kebutuhan seksual. Konselor harus tegas, dan tidak membiarkan perasaannya terlihat lebih jauh jika ia melihat kebutuhan-kebutuhan ini mulai muncul dalam hubungan konsele dan konselor. Banyak konselor professional dan hamba-hamba Tuhan yang terlibat dalam persoalan ini dan pelayanan mereka gagal karena mengabaikan standar kesucian dari kehidupan Kristen dan membiarkan hawa nafsu dan perasaannya terikat dengan konsele.
            Untuk menjaga hal ini, konselor tidak mengadakan pertemuan-pertemuan di tempat-tempat yang tertutup, tersembunyi, ataupun tempat-tempat sunyi, kecuali jikalau konselor ditemani diaken atau pekerja gereja yang lain.
f. Kegagalam menyimpan rahasia.
            Untuk menghindari hal ini, dengan kuasa pertolongan Tuhan kita harus mematikan kebiasaan untuk membicarakan orang lain (Yak 3:1-10; 1 Pet 3:10)
g. Pelayanan yang tidak seimbang
            karena terlalu sibuk sehingga tanggung jawab lain menjadi terbengkalai. Kalau hal ini diabaikan maka pelayanan kita tidak akan menjadi efektif bahkan kita tidak akan menjadi teladan bagi orang-orang lain.

            Konseling merupakan bagian vital dari pelayanan di gereja, dan seharusnya pemimpin-pemimpin gereja berusaha untuk dapat membuat konselingnya menjadi seefektif mungkin.



Pasal 3: Teknik dalam Konseling Kristen
Contoh Ayub
Elihu Mendengar (Ayb 31:11), mendengar menjadi bagian yang sangat penting yang seing kali dilupakan dalam konseling.
Elihu Mengerti (Ayb 31:12), Elihu mengerti bahwa tidak ada seorang pun yang telah menjawab pertanyaan-pertanyaan Ayub.
Elihu Menguatkan (Ayb 33:6-7), sangat penting bagi konselor untuk dapat menguatkan dan meyakinkan konsele, bahwa sekalipun mereka gagal dan bebuat dosa, kita bisa mengerti dan tidak menolak mereka, bahkan mengingatkan bahwa Tuhan Yesus datang ke dunia karena Ia mengasihi kita sewaktu kita masih berdosa (Rm 5:8).
Elihu Mengkonfrotasikan Ayub dengan kebenaran-kebenaran Allah (Ayb 33:12), kunci nya adalah dengan lemah lembut.
Elihu mengajar (Ayb 33:33), membagikan hikmat kebenaran Firman Tuhan yang dibutuhkan konsele.
Elihu membimbing Ayub kepada Tuhan (Ayb 34), Elihu mengingatkan Ayub betapa Allah itu adil dan tidak pernah berlaku curang, ia betul-betul memperhatikan keadaan manusia, dan kita seharusnya menurut kepada-Nya.

Contoh dari Tuhan Yesus
Tuhan Yesus datang dan berjalan bersama mereka (Luk 24:15), setiap konselor harus berjalan dan memiliki hubungan pribadi kepada Tuhan.
Tuhan Yesus bertanya (Luk 24:17,19). Missal apa yang sedang anda gumuli? Apakah yang membuat anda susah? Etc
Tuhan Yesus mendengar.
Tuhan Yesus menerima, Ia tahu bahwa murid-murid-Nya mempunyai kesimpulan yang salah, tetapi Ia tidak langsung menegur, Ia menerima mereka sebagaimana mereka ada.
Tuhan Yesus memperhadapkan mereka dengan persoalan yang sebenarnya (Luk 24:25-26).
Tuhan Yesus mengajar (Luk 24:27).
Tuhan Yesus bersedia tinggal bersama mereka (Luk 24:28-29).

Pasal 4: Arah Konseling Kristen
            Secara pembacaan arah dari konseling Kristen itu harus sampai kepada pertobatan, dan menjadi orang Kristen. Dan ia tahu bahwa dosa-dosanya sudah diampuni, dan damai yang ia alami itu berasal dari Kristus. Seperti yang tertulis alam 2 Kor 11:23-30; Flp 4:2-3). Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam sesi konseling;
a. Perasaan
            Kebanyakan konselor mudah menganjurkan konsele untuk jangan gelisah, tetapi ia sendiri menyadari betapa sulitnya untuk mengubah perasaan seperti itu. Sangat menolong bila seseorang dapat mengungkapkan perasaanya, bahkan berani untuk menangis. Rasul Paulus aja menganjurkan beberapa cara yang unik untuk mengatasi perasaan yang kurang menyenangkan tersebut;
-       Berbuatlah baik (Emosi sering memuncak, cenderung banyak hal yang kurang baik).
-       Ingatlah bahwa Tuhan ada di dekat kita.
-       Ucapkanlah syukur dan pujilah Tuhan.
-       Nyatakanlah segala keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan (Flp 4:4-6).
Alkitab mengatakan bahwa kita akan merasakan “damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal” akan memelihara hati dan pikiran kita “dalam Kristus Yesus” (Flp 4:7).
b. Cara berpikirnya
            Ibrani 12:15 kesimpulannya adalah persoalan-persoalan pribadi yang mencemarkan orang lain selalu muncul karena tumbuhnya pikiran jahat yang merupakan akar yang pahit dalam diri orang tersebut. Meskipun seperti itu, dari pikiran juga dapat tumbuh kasih, kebaikan, persaudaraan, bahkan kekuatan untuk mengontrol diri sendiri. Kebanyakan orang yang mempunyai problema karena mereka berprasangka buruk, menyalahkan diri sendiri, tidak rasional, atau terlalu mengasihani diri sendiri. Terkadang konsele menarik kesimpulan, baik mengenai dirinya sendiri maupun orang lain secara keliru, maka dari itu jika kita mau menolong orang-orang ini, kita harus mengerti cara berpikir mereka, menolong mereka untuk berpikir yang baik yang sesuai dengan Firman Allah.
c. Tingkah laku
            Segala persoalan manusia timbul karena kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa. Kita setuju bahwa jika seorang berbuat dosa, banyak persoalan lain yang akan timbul. Alkitab jelas mengatakan bahwa Allah adil dan dosa pasti akan dihukum.
            Tugas dari seorang konselor bukanlah mencari dan menunjukkan kesalahan atau dosa dalam kehidupan konsele. Kalau di Kitab Ayub dapat dilihat jelas bahwa, Ayub adalah seorang yang saleh dan jujur, tetapi ia banyak ditimpa kesusahan, dan tekanan. Bahkan teman-temannya dan iblis mengatakan bahwa ia menderita sedemikian hebat karena dosa yang telah dilakukannya, tetapi Allah membantah. Penderitaan ayub tidak semata-mata karena dosa (Ayb 2:3).
            Paulus juga mempunyai sikap yang baik mengenai kesukaran atau kesulitan-kesulitannya. Dua kali dia mengatakan bahwa ia sudah belajar bagaimana mencukupkan diri dalam segala keadaan (Flp 4:11-12).
Fase-fase dalam percakapan konseling (ada 4)
Fase Introduction-Understanding
            Bertemu dengan konsele
Membuat suatu appointment bahwa kita sebagai konselor siap menyediakan waktu bagi konsele untuk konseling, biasanya dapat disampaikan dengan basa basi juga, atau diumumkan di gereja.
            Membangun hubungan yang baik
Harus perlu membangun hubungan yang baik dengan konsele sehingga ia merasa rileks dan dapat mempercayai kita sebagai konselor. Tempat yang tenang, tidak banyak interupsi, dan ciri-ciri konselor yang sudah saya jelaskan di pasal 2, dan tentunya juga membantu kita untuk membuat hubungan yang baik. Jika hal ini menghasilkan suasana yang hangat dan menyenangkan, hubungan yang baik atau rapport sudah terbentuk. Dan konselor juga harus menunjukkan bahwa ia memang bersedia untuk menolong dan mendengar dengan baik, karena ini merupakan dorongan yang terutama pada saat-saat permulaan.
            Pada fase ini, sebaiknya konselor juga menimbang apakah ia bisa menangani persoalan ini atau tidak. Dan harus memiliki perencanaan mengenai proses dari konseling ini.
Fase Goal-Setting/ Fase Penetapan Goal
            Sangat penting bahwa sebelum mau pun sesudah konseling kita merendahkan diri di hadapan Allah. Boleh juga kita berdoa dengan diam-diam setiap kali kita berjumpa dengan konsele atau sedang berada di tengah-tengah percakapan konseling. Kadang-kadang hal ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit aja untuk melakukannya. Dalam hal konseling tidak jarang juga penyelesaiannya bisa sampai berminggu-minggu. Biasanya konselor-konselor yang baru sering kali kuatir, bahwa mereka tidak dapat dengan cepat mengatasi masalah konsele. Ini adalah salah, yang normal adalah konsele mencoba membeberkan persoalannya dan bersama konselor ia mencoba untuk mengatasinya. Memang kadang-kadang kosele perlu di konfrotansi untuk memikirkan dosa atau sikap menipu diri sendiri yang sering kali menjadi penyebab dari masalahnya. Keadaan lingkungan juga menjadi pengaruh, seperti penyebab stress, keluarga yang berantakan, keadaan politik yang tidak stabil.
            Kalau konselor dan konsele sudah lebih akrab dan saling mengerti, mereka dapat mendiskusikan secara terbuka kegagalan-kegagalan untuk mengatasi persoalannya pada masa-masa yang lampau dan apa yang sedang dihadapi sekarang. Cara mengatasi masalah tanpa tujuan yang jelas itu sudah jelas jarang banget yang berhasil. Tetapkan kapan dan bagaimana goal-goal seperti ini dapat dicapai.
Fase Solution-Activity/ Fase Mengerjakan Penyelesaian
            Tugas utama konselor yang utama adalah mendorong konsele untuk memulainya, dan memberikan semangat pada mereka untuk mengulanginya lagi jikalau gagal. Atau memberi beberapa saran jika memang sudah dicoba ternyata tidak berhasil. Tapi yang paling penting itu membimbing mereka sementara mereka mengerjalan penyelesaian-penyelesaian persoalan mereka.
            Kadang-kadang konsele mengerti bahwa situasi memang tidak dapat diubah, tetapi hal ini harus diterima dan tugasnya adalah mencoba untuk menyesuaikan diri. Disamping semuanya ini, seorang konselor Kristen harus juga memikirkan mengenai kerohanian konsele, dan memberi bimbingan yang praktis dan ralistis mengenai bagaimana Kristus dapat mengubah kehidupan seseorang. Yang pasti konselor dan konsele tidak hanya membahas masalah dan kemungkinan untuk mengatasinya, tetapi juga mencoba setiap kemungkinan.
Terminating-Launching Phase/ Fase Terminasi Akhir
            Apabila konselor dan konsele sudah mengerti persoalannya, membicarakannya secara rinci, mencapai beberapa tujuan, dan mulai dapat mengatasinya, tiba saatnya untuk menghentikan konseling. Mungkin dalam konseling menjumpai hal yang dimana terasa sulit mengakhiri suatu konseling. Masa terminasi sebetulnya, adalah titik dimana konsele dituntun pada suatu fase kehidupan yang baru untuk mengatasi setiap masalah dalam kehidupannya bersama Tuhan. Tujuan utamanya bukan untuk memancing ketergantungan konsele atau membujuk konsele untuk kembali melanjutkan konseling kepada kita, melainkan untuk menunjukkan ketulusan kita dalam memperhatikan konsele.
            Fase-fase dalam konseling juga tidak selalu berurutan. Hubungan baik atau rapport sangat penting sekali pada permulaan konseling tetapi dari permulaan sampai akhir. Harus diingat bahwa tidak semua problem dapat diatasi dengan cara yang sama.





PASAL 5: BENTUK-BENTUK KONSELING KRISTEN

1). SUPPORTIVE-KONSELING
            Supportive konseling bukanlah dimaksudkan untuk mengikat konsele dalam hubungan yang tidak matang dan kekanak-kanakan supaya ia bergantung kepadanya, tapi justru bimbingan konselor itu diberikan sementara konsele mulai maju dan terbuka menghadapi persoalan hidup yang lebih efektif. Lebih baik lagi jika konsele dapat ditolong untuk menghadapi problema kehidupan mereka secara realistis dan mencoba untuk mengertinya; diberi kesempatan untuk mendiskusikan kejengkelan, rasa bersalah, bahkan perasaan-perasaan negatifnya; memikirkan kemungkinan-kemungkinan jalan keluar untuk menyelesaikan persoalannya sendiri. Banyak dari antara kita justru menghindari stress dan keadaan yang tidak enak. Konselor yang supportive memberikan perhatian, dorongan yang lebih peka terhadap tantangan, mencoba dengan lemah lembut menyadarkan konsele terhadap tantangan tealita kehidupan dan membimbing konsele pada pertumbuhan iman dan kematangan emosi sehingga masalah dapat diatasi dengan lebih mudah.
2). CONFRONTATIONAL-KONSELING
            Sebagai seorang konselor Kristen tidak seharusnya menghakimi mereka (Mat 7:1) dengan maksud untuk mengkritik. Hal yang penting yang perlu disadari oleh konselor, yaitu bahwa konfrontasi tidak hannya terbatas pada diskusi mengenai dosa atau tingkah laku buruk saja. Konfrontasi menolong konsele untuk lebih memahami tindakan mereka sendiri, dan mendorong mereka untuk mendengar apa yang mungkin tidak mereka sukai, bahkan menolong mereka untuk melakukan langkah-langkah perbaikan yang selama ini mereka tolak. Konfrontasi kalau diberikan sedikit demi sedikit dan penuh pengertian dapat merupakan bagian yang penting dan vital dalam konseling.
3). EDUCATIVE-KONSELING
            Kalau dengan pendekatan ini konselor adalah seorang pengajar dan konselong Kristen adalah bagian istimewa dari pendidikan agama Kristen. Dalam educative konseling ini haruslah kita tetap menunjukkan sikap hati yang rendah dan membiasakan diri untuk berpegang pada Firman Tuhan dalam tiap problema yang ada. Seorang konselor harus percaya bahwa Tuhan dapat memakai kita untuk mengajar orang lain.
4). SPIRITUAL-KONSELING
            Harus disadari bahwa sering kali hal-hal rohani dipakai oleh konsele sebagai topeng untuk menyembunyikan problema yang sebenarnya. Dilain pihak ada orang yang sering kali mengalami kesulitan dan problema justru karena ia menyembunyikan pergumulan dan kebutuhannya akan hal-hal rohani. Kadang-kadang juga konsele lebih banyak bertanya mengenai hal-hal teologia supaya ia sendiri tidak perlu menceritakan mengenai problem yang asli.
5). Group konseling
            dalam hal ini Yesus lebih banyak memberikan nasihat dan konselingnya di setiap bagian harus memiliki tempat yang rohani. Dan dilakukan secara perkelompok. Konselor-konselor Kristen menemukan bahwa ada keunikan sendiri membimbing orang dan saling tolong menolong dalam hal konselor dan konsele. Dan kunikannya adalah membimbing orang dalam group termasuk kelompok keluarga, dengan mengadakan pertemuan, saling berlajar dari pengalaman orang lain, saling mendukung, menasihati, dan menolong satu terhadap yang lain. Ada juga kelompok-kelompok yang terbentuk tanpa bimbingan konselor, yaitu melalui kelompok PA, aktivitas bersama , kelompok doa, dan kegiatan-kegiatan gereja lainnya, dimana terbuka kesempatan untuk saling membagi-bagikan kesempatan, untuk saling membagikan pengalaman, kebutuhan dan perhatian satu terhadap yang lain. Biasanya dalam sharing dikuti dengan persekutuan doa, akan banyak sekali menolong. Sukses atau tidaknya group konseling bergantung kepada partisipasi anggota-anggotanya. Kalau mereka rela “memikul pergumulan satu dengan yang lain”(Gal 6:2). , konseling dapat memperkaya pengalaman, bahkan menolong tiap anggota-anggotanya.
6). INFORMAL-KONSELING
            Konseling bisa dilakukan dimana saja bahkan di jalan sekalipun bisa. Seorang konselor yang berpengalaman memberikan beberapa saran yang dapat dilakukan dalam konseling yang informal;
-       Mendengar dengan penuh perhatian
-       Menggunakan pertanyaan-pertanyaan tambahan untuk memperjelas fokus persoalannya.
-       Mendorong konsele untuk menyimpulkan persoalan dan coba membicarakan apa yang sudah diusahakan pada masa-masa yang lalu.
-       Memberi informasi yang dapat membantu
-       Menolong konsele mengambil keputusan tentang apa yang akan ia lakukan.
-       Memberi kepada konsele dorongan dan harapan.
-       Berjanjilah pada diri sendiri, bahwa saya akan membantu dalam doa, dan benar-benar jangan lupa mendoakannya.
-       Bila memang diperlukan, saya dapat mengusulkan pertemuan selanjutnya untuk diskusi yang lebih formal mengenai persoalan itu.
7). PREVENTIVE-KONSELING
            Yang menjadi pusat perhatian adalah problema yang akan timbul dan bagaimana mengatasinya sedini mungkin sebelum problema menajdi bertambah berat atau berlalur-larut. Cara yang baik untuk memberikan bimbingan preventif adalah mimbar maupun ceramah-ceramah. Adalah lebih baik jika kita mau mencoba tipe-tipe konseling yang ada didalam Alkitab. Konselor dapat selalu berdoa, seperti Daud percaya, bahwa Tuhan akan berkerja dalam kehidupan Saul. Dan yang terpenting disamping usaha dan kemampuan manusia, doa adalah hal yang terpenting dalam konseling, dan merupakan kunci keberhasilan yang mendasari semua tipe-tipe konseling.

Pasal 6: Masalah “Stres” Dalam Konseling Kristen

            Tekanan-tekanan hidup ini memang tidak selalu buruk. Kadang-kadang baik karena mendorong kita untuk mengambil keputusan untuk mengatasinya. Paulus mengerti, bahwa stress dalam kehidupannya sering kali menyadarkan dia tentang berapa dalam imannya sebagai orang Kristen (2 Kor 12:10). Terlalu sering mengalami stress, terutama yang berat akibatnya juga tidak baik. Efeknya dapat terlihat nyata dalam hubungan dengan:
1. Fisik: Sering sekali stress menimbulkan kelemahan tubuh dan berbagai penyakit. Serangan jantung, sakit maag, sakit kepala dan masih banyak penyakit yang timbul karena stress. Hal ini disebabkan oleh keadaan tubuh yang menanggung beban tambahan dan kemampuannya untuk melawan penyakit menjadi sangat berkurang. Dan tentunya mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam kesehatan maupun kesembuhannya.
2. Mental: pada waktu stress kita sering kali cenderung menjadi pelupa, kurang sabar, tidak efisien, bertele-tele, mudah tersinggung, dan tidak dapat kerja lama dengan orang lain. Kalau dalam gereja sering sekali kita menyaksikan betapa ketegangan dan pertengkaran timbul sebagai akibat dari komunikasi orang-orang yang mengalami stress.
3. Rohani: kalau rasul Paulus, stress yang ia alami justru mendekatkan dia keapda Kristus. Dalam keadaan stress, pusat perhatian kita sering kali pada masalah kita sendiri, dan kita lupa datang kepada Tuhan baik dalam doa dan membaca serta merenungkan Firman-Nya. Karena semakin kita stress, maka penghiburan yang dari Tuhan tidak kita ras akan dan perasaan tertekan menjadi semakin berat. Baik muda dan tua, masyarakat dengan tingkat sosial tinggi maupun rendah, dinegara mana saja semua pasti pernah mengalaminya.
Memahami Stress
a. Masyarakat
            Tempat kita tinggal sering kali menjadi penyebab stress, oleh karena disana kejahatan sering terjadi, politik mungkin tidak stabil, masalah kurang sandang, pangan, pengangguran, cuaca buruk, padatnya penduduk, kemiskinan, bising, dsb, semua hal kecil ini bila tidak teratasi bisa menjadi sumber stress.
b. Peristiwa-peristiwa tertentu dalam kehidupan.
            Kematian dari seorang yang kita kasihi sering kali menimbulkan stress yang berat. Begitu pula dengan kehilangan pekerjaan, kecelakaan, perampokan, perpisahan, kelahiran bayi yang cacat, sakit parah, pertengkaran dengan tetangga, dan sebagainya.
c. Dari diri kita sendiri
            Ketakutan , dalam hal ini missal takut gagal, takut bahaya, sakit penyakit, kematian, penolakan dan sebagainya, ada juga yang takut akan masa depan, dan selalu merasa tidak aman. Sering kita menyalahkan diri sendiri untuk apa yang kita ras akan sebagai kegagalan. Ada juga yang mengalami stress karena mereka letih secara jasmani, dan walaupun sering tidak diketahui oleh sanak keluarga, tetapi keletihan dapat menjadi penyebab utama stress.
            Sikap utama dalam menghadapi stress adalah dengan cara tetap berfikir positif, dan anggap semuanya itu mendatangkan kebaikan.
Menolong Orang Mengatasi Stress
            Rata-rata kita mempunyai cara tersendiri dalam menghadapi stress. Tentunya rekasinya bergantung pada kebudayaan, latar belakang keluarga, pengalaman masa lalu; dan kepribadian kita masing-masing. Ada orang-orang yang mencoba melupakan stress, menganggap seolah-olah tidak ada, dan melanjutkan hidup secara normal. Tetapi banyak juga yang jujur mengakui tekanan hidup secara normal.
Pada umumnya ada enam cara untuk menolong konsele mengatasi stress dalam hidup ini;
1. Rileks
            menenangkan pikiran dan mencoba bernafas dengan santai menikmati suasana dan angin atau udara yang cerah.
2. Menolong konsele mengerti penyebab stress dan cara-cara mengdapainya.
3. Cobalah kenali apa yang telah dilakukan konsele pada waktu-waktu yang lalu untuk mengatasi stresnya.
4. Harus membawa konselor untuk menerima kenyataan tentang kematian dan pengalaman-pengalaman pahit lainnya (2 Sam 12:15-24).
5. Konsele harus tetap berhubungan dengan dunia luar. Karena jika menyendiri maka akan menambah memperburuk keadaan, dan stress akan semakin terasa sulit untuk diatasi.
6. Mendoakan dan berdoa bersama konsele.
            Arahkan konsele keapda Tuhan yang penuh kasih, maha bijaksana, dan yang dapat mengerti setiap kesulitan dan pencobaan yang kita alami. Sebagai konselor kita dapat mengingatkan konsele beberapa bagian dari firman Tuhan yang menguatkan dan memberikan penghiburan, dan harus diingat bahwa bukan konselor yang menentukan hasil akhirnya, tetapi Tuhan yang bekerja melalui kehidupan dan pelayanan yang membawa kesembuhan itu.
Menolong Orang Mengatasi Krisis
            Krisi situ dapat digolongkan sebagai stress yang special, yang sering kali datang mendadak, tanpa terduga, dan sangat berat. Biasanya menyangkut cuaca buruk, kecelakaan, kematian orang yang kita kasihi, kehilangan harta benda, kegagalan, kehilangan sahabat, kehilangan pekerjaan, adalah krisis yang dapat dialami setiap orang.
Bagaimana sih orang-orang yang dapat ditolong pada saat-saat krisis?
1. Hubungi mereka, memberikan penghiburan dan kelegaan keapada mereka.
2. Usahakan untuk mengurangi kegelisahan. Dimana kadang-kadang kata-kata penghiburan dukungan atau sikap yang tenang dapat menolong seseorang pada waktu krisis. Pada saat hadir dalam tempat krisis, mintalah pertolongan Tuhan untuk menunjukkan apa yang dapat anda lakukan untuk mengurangi dan menenangkan persoalan yang ada.
3. Menolong mereka memfokuskan diri pada hal yang paling penting. Karena pada saat-saat krisis, orang mudah menjadi bingung dan merasa kuatir berlebihan. Hal itu terjadi karena mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan. Disitulah konselor menolong konsele untuk melihat hal yang paling penting. Missal kematian salah seorang yang dikasihi (anggota keluarga). Yaitu dengan cara memberitahukan kepada sanak kelaurga dan mulai merencanakan penguburan.
4. Menolong konsele untuk mengevaluasi persediaan yang ada. Mengenai cara untuk menolongnya.
5. Kemudian merencanakan apa yang dapat dilakukan di kemudian hari.
6. Memberikan pengharapan dan membangkitkan semangat hidup. Tetapi Paulus berdiri ditengah mereka dan mengatakan supaya mereka tetap tabah, karena malaikat Allah sudah putus asa dan merasa, bahwa kapal setiap saat dapat tenggelam. Tapi rasul Paulus tetap selalu memberikan pengharapan dan kekuatan kepada penumpang kapal bahwa mereka akan selamat. Paling tidak anda mendorong orang untuk lebih optimis, dan menyadarkan mereka, bahwa Allah itu penuh kasih dan Maha Kuasa, apapun yang menimpa kita ada dalam pengetahuan-Nya.
7. Mengubah suasana. Konseling untuk orang yang berada dalam masa-masa krisis memerlukan waktu yang kadang-kadang sulit untuk diperoleh.
Cara mengatasi stress adalah:
1. Menjaga kesehatan. Olahraga secara teratur, diet yang seimbang, dan istirahat yang cukup.
2. janganlah mencoba mengatasi stress dengan cara-cara yang berbahaya.
3. Cobalah mencari sebab-sebab dari stress yang anda alami.
4. Cobalah memikirkan bagaimana sikap dan cara hidup anda? Apakah anda selalu bersikap optimis? Jangan membiarkan pikiran anda dipenuhi dengan hal-hal yang negative, tetapi sebaliknyapikirkanlah hal-hal yang baik dan patut dipuji (Flp 4:8).
5. Periksalah pendirian anda. Apakah anda sudah membuktikan diri anda memang tidak mampu, kurang pendidikan, tidak bisa mengatasi stress? Bagaimana Anda dapat mengubah sikap ini? Apakah orang lain dapat menolong anda?
6. Carilah seseorang yang dapat menolong. Missal teman, konselor, keluarga, pembimbing.
7. ulurkan tangan unutk membantu orang lain. Bisa dengan membantu menghibur, saling membangun.
8. Ingatlah pertolongan Tuhan. Minta kepada Tuhan agar memberi anda kesabaran, kekuatan dan kebijaksanaan.

Pasal 7: Orang Percaya dan Konseling Kristen
Mengapa para hamba Tuhan mempunyai problema?
1. Isolasi dari Masyarakat.
2. Tuntutan yang berlebihan.
3. Masalah keuangan.
4. Masalah administrasi.
5. Tekanan mental.
            Menghadapi tekanan-tekanan kehidupan hamba-hamba Tuhan.
1.     Analisis diri sendiri siapakah anda, apakah anda menyadari bahwa banyak orang sering kali bina diri? Jika kita menghadapi masalah, sangatlah penting untuk diingat, bahwa Tuhan tahu apa yang sedang dihadapi. Sekarang ini, Tuhan telah menerima kita sebagaimana kita ada. Oleh karena Kristus sudah membayar semua dosa-dosa kita, kita mendapat pengampunan, tanpa harus menghukum diri kita sendiri atau berbuat kebaikan untuk mendapat anugrah tersebut. Yang Tuhan inginkan dari setiap anak-Nya adalah penyerahan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. Mengingat talenta-talenta yang sudah diberikan Tuhan, mengembangkan dan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh adalah hal yang indah sekali; sangat disayangkan bahwa diantara kita sering sekali terus menerus melihat kekurangan-kekurangan dan kesalahan yang telah dilakukan. Ingatlah sebagaimanapun keadaan anda Tuhan selalu bersedia menerima anda dengan tangan terbuka.
2.     Jagalah kesehatan Anda. Belajar dari kisah Daniel menjaga dan memperhatikan kesehatan tubuhnya.
3.     Tetaplah mempunyai hubungan baik dengan banyak orang.
4.     Tetaplah berhubungan dengan Tuhan. Berdoa, membaca firmnan Tuhan.

Pasal 8: Gereja dan Konseling Kristen
            Tuhan Yesus memberikan contoh, diri-Nya sendiri yang melayani tanpa pamrih (Mat 10:24-25). Dan juga memberi mereka semangat, “jangan takut” (Mat 10:31, 32,38,39). Sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Alkitab;
a. Mempunyai perhatian yang mandala, seperti mengasihi diri sendiri, menghibur, menunjukan simpati.
b. Mencoba untuk mengerti, perlu mempertimbangkan apa yang dilihat dan dipikirkan oleh orang-orang lain sebelum menawarkan pertolongan yang khusus padanya.
c. Menghargai dirinya, keinginan untuk ikut memikul beban dan menunjukkan jalan untuk bertumbuh bagi orang tersebut.
d. Berani dan rela memikul resiko.
e. Rela menerima pertolongan orang lain.
Ciri utama dari sikap memperdulikan sesama;
a)     Kasih
Sesuatu yang praktis, penuh belas kasihan. Kasih adalah modal utama dalam setiap pelayanan kita, dan kasih murni timbul bila kita sudah di perbaharui oleh kasih kristus dan membiarkan seluruh hidup kita di kotrol oleh Roh Kudus.
b)    Mencoba untuk mengerti, Perlu mngerti apa yang sedang dibutuhkan.
c)     Menghargai dirinya
d)    Berani dan rela memikul resiko
e)     Rela menerima pertolongan orang lain.
Ciri utama dari sikap memperdulikan sesama?
v Kasih, Sesuatu yang praktis, penuh belas kasihan. Kasih juga begitu dinamis saat ditempatkan pada konteks “memperdulikan sesama” sebab kasih yang seperti ini lahir dari Bapa dan seharusnya menjadi sifat utama pengikut Kristus (1 Yoh 4:7,11).
v Kesabaran, datangnya dari Allah, dan termasuk dalam buah-buah Roh. Dimana perlu kesabaran jika konsele belum juga mengalami kesembuhan.
v Keterbukaan, saling mengutarakan perasaannya, selalu gembira dan bebas dari persoalan.
v Pengharapan, memberikan mereka pengharapan.
v Fleksibilitas.
v Kerendahan hati, memperdulikan sesama.
Arti dari Gereja yang saling memperdulikan;
ü  Terdiri dari jemaat yang percaya Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan mau hidup sesuai dengan kebenaran firman-Nya.
ü  Pemimpin-pemimpin gereja termasuk pendetanya, memiliki kerinduan untuk benar-benar tumbuh dan dengan tulus memperhatikan orang lain.
ü  Suasana kebaktian di gereja yang saling memperdulikan yang berpusat pada Kristus dan pembinaan persaudaraan.
ü  Gereja yang saling memperdulikan yang berpusat kepada Kristus.
ü  Gereja yang saling memperdulikan juga memberikan kesempatan bagi jemaat, untuk saling menanggung beban dan saling membantu.
ü  Kelompok doa, pemahaman Alkitab, dan pelayanan keluar.
ü  Para pengajar yang memperhatikan kebutuhan murid-muridnya.
ü  Mempunyai beban misi, tidak hanya kepada masyarakat tetapi ke dunia lain juga.
ü  Memberikan kesempatan kepada jemaat untuk memberikan persembahan maupun pelayanan mereka dalam berbagai bidang.
ü  Jabatan kepemimpinan diberikan kepada mereka yang mendemonstrasikan sikap dan perbuatannya.

Pasal 9: Pernikahan dan Konseling Kristen

            Seringkali konseling pernikahan terasa begitu sulit, karena setiap pasangan, setiap masyarakat, dan setiap tingkat sosial mempunyai pandangan dan adat yang berbeda satu dengan yang lain dalam persoalan-persoalan pernikahan.
Tujuan dari Konseling Pernikahan adalah;
1). Keputusan untuk siap menikah
a)     Alasan untuk menikah. Dimana dalam hal ini tidak boleh ada paksaan. Missal menikah dengan seseorang karena terpaksa atau perasaan bersalah, tidak akan memberi jaminan untuk kestabilan pernikahan, demikian juga hubungan seksual dan kehamilan tidak boleh menjadi alasan untuk menikah.
b)    Latar belakang yang hampir sama. Pernikahan dikatakan berhasil atau sukses jika memiliki cita-cita dan standar (nilai) yang hampir sama, latar belakang dan tingkat kehidupan sosial-ekonomi, adat istiadat, pendidikan, dan iman yang sama.
c)     Usia. Perbedaan umur sangat penting, bila suami jauh lebih tua atau lebih muda dari istrinya, banyak sekali perbedaan dalam cita-cita dan kebutuhan fisik, kesulitan mencari teman, dan kecenderungan untuk suami-istri yang lebih tua untuk bertindak sebagai orang-tua terhadap istri/suaminya.
d)    Sikap terhadap pernikahan. Perbedaan-perbedaan yang serius dalam pernikahan harus dibereskan sebelum pernikahan. Maka dari itu perlu bantuan dari konselor.
e)     Pengaruh dari luar. Banyak pasangan yang tetap memutuskan untuk menikah, walaupun sudah menimbang kesulitan-kesulitan, tapi ada juga yang suka menunggu.
f)     Kematangan spiritual.
2). Tahu dan siap menghadapi tekanan-tekanan dalam kehidupan pernikahan
            Biasanya tidak selalu kepada pasangan yang satu dengan yang lain, bergantung kepada keunikan pasangan itu dan masyarakat dimana mereka hidup. Dan biasanya pada saat melakukan/merencanakan bulan madu salah satu pasangan ada yang merasa canggung saat melakukan sebuah hubungan, dan bisa menyebabkan frustasi. Makanya konselor harus tetap teguh memegang Firman Tuhan, dimana pasangan yang akan menikah harus tetap menjaga kekudusan. Dan konselor juga tidak boleh melebih-lebihkan fakta, seolah-olah sudah menjadi persoalan sebelum menikah.
3). Bimbingan untuk mengenal diri sendiri
            Sangat penting pada masa-masa pertunangan untuk melakukan usaha pengenalan diri sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri dapat menolong pasangan yang akan menikah untuk berkomunikasi dengan lebih efektif, bahkan dapat menolong suami/istri bila masalah akan muncul di kemudian hari.
4). Pertimbangkan pandangan Alkitab mengenai pernikahan (Kej 2:18,24).
            Harus diperhatikan, bahwa hubungan suami-isteri diibaratkan seperti hubungan Kristus dengan gereja-Nya.
5). Merencanakan Pernikahan
            Konselor Kristen dapat membantu mempelai untuk mengerti apa artinya upacara pernikahan. Dan sangat menolong jika konseling pranikah harus dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum menikah.
Beberapa Masalah/problema khsuus dalam premarital konseling
1. Menikah tanpa disetujui orang tua
-       Apakah pasangan ini menikah karena berontak terhadap orang tua?
-       Apakah penyebab persoalan ini adalah karena orang tua tidak ingin anaknya meninggalkan mereka?
-       Atau orang tua menyesal atas pilihan anaknya dan menginginkan menantu yang lebih sesuai dengan keinginan mereka.
-       Atau perbedaan agama?
2. Kehamilan
            Kalau hubungan seksual sebelum menikah dan menyebabkan hamil, maka akan menimbulkan tekanan-tekanan batiniah pada keluarga kedua pihak. Sebaiknya konselor menganjurkan pasangan untuk memberitahukan orang tua masing-masing dan bertemu dengan dokter. Perasaan malu, bersalah, dan kekecewaan harus dihadapi dan kedua belah pihak bersama dengan orang tua masing-masing harus memutuskan tindakan apakah yang akan diambil kemudian. Banyak orang yang mengambil jalan pintas yang paling mudah, yaitu menggugurkan kandungan. Walaupun di beberapa tidak boleh, tapi buktinya pengguguran kandungan (aborsi) masih terjadi dengan bebas. Konselor tidak boleh menyembunyikan kebenaran mengenai abortus ini, tetapi juga tidak boleh mengadili ataupun menahankan pengambunan bila pengguguran sudah dilakukan. Lebih baik konselor menganjurkan tindakan adopsi, atau memelihara anak itu sendiri atau menikah.
            Alternative kedua biasanya cepat-cepat menikah, bila diketahui sudah hamil. Pernikahan secepat ini bukanlah suatu jalan keluar yang terbaik. Karena sering sekali pernikahan yang terpaksa berakhir dengan kepahitan atau ketidaksetiaan.
3. Perkawinan campuran
            Biasanya dihubungkan dengan pernikahan antara dua orang yang berbeda bangsa, tapi sebetulnya istilah ini memiliki arti luas yaitu bila pasangan ini memiliki agama yang berbeda, latar belakang sosial ekonomi, pendidikan, umur, dll. Kalau pasangan kita sama-sama saudara seiman dalam Kristus, tidak ada larangan yang khusus untuk menikah dengan orang yang berbeda warna kulit, tingkat sosial, dll.


4. Sakit jiwa
            Kadang-kadang pernikahan menjadi obat bagi jiwa, tapi pernikahan tidak akan bisa stabil jika salah seorang terganggu jiwanya, dan biasanya prospeknya kurang baik dalam keharmonisan rumah tangga.
5. Keragu-raguan
            Pernikahan Kristen adalah untuk seumur hidup, oleh karena itu banyak pasangan yang merasa ragu-ragu apakah pasangan hidupnya memang cocok bagi dia dan dapat mendampinginya selama-lamanya.
6. Cacat jasmani
            Kuncinya adalah pasangan harus sadar akan sikap mereka terhadap cacat itu sendiri. Memang ada ketulusan untuk menerima dan mau mengerti cacat yang dialami pasangan, kemungkinan besar mereka dapat mencapat sukses dalam pernikahan.

Pasal 10: Keluarga dan Konseling Kristen

            Konseling keluarga dapat dilakukan waktu Anda mengunjungi mereka secara rutin, atau bila ingin lebih formal, mereka dapat datang menemui Anda di Gereja atau tempat lain.
Konseling Pernikahanà Suami-istri adalah dua orang dewasa yang sudah mengambil keputusan untuk hidup bersama, bahkan meleburkan diri dalam satu kesatuan yang intim yang disebut Alkitab sebagai hal mulia (Ams 18:22; Ibr 13:4).
Kebutuhan akan konseling pernikahanà biasanya ada sebab keretakan perkawinan dan problema dalam keluarga yang biasanya disebabkan oleh:
1. Komunikasi yang keliru
            Biasanya di ekspresikan dalam bentuk pertengkaran, perang dingin tanpa bicara, dan ketidak mampuan untuk mengutarakan secara jujur tentang perasaan dan pikiran mengenai hal-hal penting. Untuk memperbaiki komunikasi, pasangan harus belajar dengan baik.
2. Ketidakdewasaan
            Salah seorang pasangan masih membawa sifat kekanak-kanakannya, mudah tersinggung. Harusnya pasangan yang dewasa bisa membuat rencana bersama-sama, meluangkan waktu untuk menjalin hubungan yang intim, dan membuat rencana yang realistis untuk masa depan dan sebagainya yang dapat mendukung kestabilan hubungan mereka.
3. Kegagalan untuk memikirkan pernikahan dengan sungguh-sungguh
4. Kebutuhan yang tidak sehat
5. Menolak perbaikan.
            Maka dari itu tujuan dari konseling pernikahan adalah
ü  Membuka jalur komunikasi antara suami-istri dan mendorong mereka untuk dapat mengutarakan perasaan masing-masing.
ü  Mendorong suami-istri untuk belajar mengerti sikap, tujuan, kebutuhan, dan keinginan masing-masing.
ü  Menolong suami-isteri untuk menerima, saling mempercayai dan mencegah sikap menggurui atau mau mengubah partner.
ü  Membicarakan tujuan pernikahan menurut pribadi masing-masing.
ü  Menolong suami-istri menerima dan menyesuaikan diri.
ü  Mendorong suami-istri untuk dapat mengekspresikan kasih walaupun sering kali perasaan kasih sedang melemah atau tidak ada.
ü  Menolong suami istri untuk tidak saling menuntut.
ü  Menolong suami-istri mengerti apa yang diajarkan Alkitab tentang kasih, pernikahan, dan seks.
Tekniknya;
1. Konseling untuk mereka yang baru menikah.
2. Interview à biasanya dengan memberikan beberapa pertanyaan dan dijawab oleh pasangannya, seperti tanya jawab.
3. Hal yang lain à missal seperti persoalan rohani, penyelidikan.

Pasal 11: Pokor-pokok persoalan Dalam Konseling Kristen Bagian 1
1. Depresi
            Gejalanya adalah konsele mempersalahkan diri sendiri, tidak mampu berkonsentrasi, lesu, kurang tenaga, dan sering diliputi rasa bersalah dan mudah tersinggung.
Sebab Depresi adalah;
ü  Keadaan Tubuh yang kurang sehat atau kurang stabil.
ü  Tekanan-tekanan kehidupan
ü  Putus asa.
2. Kemarahan
            adalah gejolak emosi yang kuat, yang timbul pada saat kita merasa terancam, frustasi, atau diperlakukan tidak adil oleh orang lain.
Biasanya kemarahan yang disimpan didalam hati, sangat berbahaya; karena pada waktu marah tekanan darah dalam tubuh menjadi naik, jantung berdebar lebih cepat, hormone adrenalin menjadi lebih banyak beredar dalam pembuluh darah, otot-otot menjadi tegang dan pencernaan tidak bekerja dengan baik. Akibatnya mengalami gangguan pencernaan, sakit otot, dsb.
Cara konseling bagi orang-orang yang marahà menolong konsele untuk dapat memikirkan kemaharannya secara rasional. Menanyakan apakah kemarahannya memiliki alasan?
Apakah ada jalan keluar untuk menyelesaikan masalah ini.
3. Kegelisahan
            Gelisah adalah perasaan tidak enak yang barangkali merupakan perwujudan lain dari rasa takut, ngeri dan tidak aman. Kuatir juga gejala emosi yang sangat mirip dengan kegelisahan, seringkali kita juga menggunakan dalam arti yang sama. Yang utama adalah bagaimana melakukan pembimbingan sesuai dalam Filipi 4:6-7.
            Untuk dapat mengatasinya adalah, harus diisi dengan doa untuk meminta ketenangan dan mempercayakan diri kepada Tuhan.
4. Kesepian
            Kesepian adalah perasaan yang menyakitkan yang bersangkut paut dengan frustasi, putus asa, dan kehilangan kontak dengan orang-orang lain. Beberapa penyebab kesepian;
Kesepian disebabkan oleh perceraian dengan orang-orang yang kita kasihi misalnya oleh kematian. Kadang-kadang kesepian disebabkan oleh perasaan ditolak, diabaikan, dan tidak dibutuhkan. Itu sering terjadi karena sikap kita sendiri yang tidak kooperatif dengan sesama, dimana cara kita seringkali didasari oleh kenyamanan.
            Masyarakat Moderen yang terus berubah seringkali membuat kita merasa kesepian. Lalu juga kesepian dialami oleh orang-orang yang tinggi, karena sulit bagi mereka untuk menemukan yang sederhana.

Pasal 12: Pokok-pokok Persoalan dalam pelayanan Konseling Kristen Bagian 2

            Konseling kepada orang-orang yang terganggu jiwanya.
1). Pengenalan terhadap gejala-gejala gangguan kejiwaan
2). Menolong Konsele mendapat pengobatan yang semestinya.
3). Menyediakan pertolongan selama konsele berada di rumah sakit.
4). Menjadi penolong dimasa-masa kesembuhan.
            Biasanya seluruh keluarga mengalami krisis pada saat ada anggota keluarga yang mengalami sakit jiwa. Seringkali kegelisahan, kebingungan, beban pengobatan dan sebagainya biasanya menjadi sumber tekanan hidup bagi seluruh keluarganya. Yak 2:14-16, pada saat perawatan di rumah sakit, disitulah keluagra membutuhkan pelayanan dukungan doa. Biasanya dalam konseling Kristen selalu muncul pertanyaan masalah-masalah dalam konseling ini diantaranya;
1)    Apakah Anda seorang Percaya?
2)    Apakah anda adalah seorang berdosa (1 Yoh 1:9)?
3)    Apakah tubuh anda sering terganggu kesehatannya?
4)    Apakah kebutuhan rohani anda tidak terpenuhi?
5)    Apakah Anda kekenyangan Rohani?
6)    Apakah Anda cenderung legalistik dan hanya melihat kesalahan-kesalahan orang lain?
7)    Apakah Anda dapat melihat persoalan secara jelas?
8)    Apakah kehidupan anda tidak seimbang?
9)    Apakah anda dikuasai Roh kudus?
10) Apakah Anda terlalu percaya pada diri sendiri (Ibr 10:25)?
Masalah-masalah ini seringkali ditanyakan oleh seorang konsele; biasanya masalah disekitar penyakit ada 3 masa (tahap);
1. Masa Transisi
            Masa peralihan dari sehat menjadi sakit, dapat terjadi secara mendadak (seperti jantung) maupun berangsur-angsur (seperti kanker). Penderita harus menghadapi realita tersebut.
2. Masa Pengobatan
            Masa dimana penderita menyerahkan diri pada pengobatan dokter dan ini biasanya juga merupakan periode yang sulit. Sering muncul perasaan kuatir dan takut akibat-akibat yang belum dapat diduga.
3. Masa Kesembuhan
            Periode dimana penderita dan segenap keluarganya berangsur-angsur kembali ke kehidupan normal lagi. Anehnya ini merupakan proses yang lancar tapi juga terkadang merupakan sebuah kesulitan tersendiri.
            Konseling untuk anak yang sakit
Konseling ini sangat unik, dan berbeda dengan orang dewasa. Dimana disini perasan seorang anak dalam menghadapi sakit sangat berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak tidak terlalu memperdulikan besaran biaya yang harus dia bayar atau jenis penyakit yang sedang dia derita, atau bahkan dia dengan “polos” nya saja meminum obat-obat pahit dari dokter yang merawatnya. Tentunya dalam setiap anak memiliki sebuah perasaan takut ketika akan masuk ke rumah sakit, atau bahkan ia di tinggalkan dirumah sakit seorang diri. Mungkin ada perasaan seperti dia sedang dihukum atas kenakalannya atau punya perasaan penolakan dari orang tua. Seorang hamba Tuhan harus melakukan konseling pelayanan ini tujuannya untuk memberikan perasaan aman, ketentraman, like a friends, dan memberikan sukacita tambahan.
            Nah berbeda lagi dengan masalah-masalah pelayanan pada orang-orang yang menghadapi kematian;
1. Fase penyangkalan dan pengasingan diri sendiri
2. Fase kemarahan
3. Fase tawar-menawar
4. Fase depresi
5. Fase rela menerima
            konseling dalam kasus ini harus disertai ketulusan dan kerelaan yang sesungguhnya Konselor harus secara fleksibel dapat membicarakan tentang ketakutan dan frustasi yang sedang dihadapi mereka, memberikan penghiburan yang didasarkan kepada Firman Tuhan, peka dan dapat mendengar apa yang menjadi pergumulan batin tiap individu.

Pasal 13: Pokok-pokok Persoalan Dalam Pelayanan Konseling Kristen Bagian 3

Konseling-konseling yang dilakukan pada orang-orang yang sedang mengalami dukacita adalah
1. Mereka dapat memberikan penghiburan berdasarkan Firman Tuhan.
2. Memberikan penghiburan pada saat pemakaman.
3. Bimbingan selama masa berdukacita dan proses penyesuain diri kembali. (biasanya seperti ibadah penghiburan, dan penguatan).
Begitu juga dengan dukacita yang dialami oleh anak-anak, sangat berbeda dengan orang dewasa, dari segi pemakaian kata karena anak-anak belum mengerti tentang arti kematian. Situasi akan sangat berbeda jikalau seseorang mengalami cacat tubuh, misalnya karena kecelakaan. Sering kali mereka yang mengalami cacat tubuh juga melewati beberapa fase diantaranya;
a)     Shock pada saat pertama kali cacat tersebut disadari.
b)    Menyembunyikan diri di balik mekanisme-mekanisme pertahanannya.
c)     Menerima realita tersebut dimana seseorang mulai berani memikirkan tentang akibat-akibat yang sesungguhnya dari cacat yang dialaminya.
d)    Menyesuaikan diri dengan keadaannya yang cacat.
Biasanya juga menimbulkan reaksi-reaksi emosi biasa disebut “three DA Clusters” yaitu;
a.     Depresi, kemarahan dan rasa kecewa yang mendalam disertai dengan kedengkian dan permusuhan, akibat cacat yang dialaminya.
b.     Penyangkalan dan penerimaan, atau suatu keadan emosi yang mencerminkan suatu pergumulan yang diakhiri dengan penyerahan.
c.     Meminta dan menolak belas kasihan dari sesama.

Masalah-masalah sekitar “Kecanduan minuman Keras”
1. Perasaan tertekan
            Awalnya sih minuman Alkohol memang menolong peminum melupakan persoalan-persoalan hidupnya, memberikan perasaan tenang dan nyaman. Ketahuilah itu hannya sementara, kalau alkohol tidak diminum, sama saja perasaannya tidak akan karuan, dan akhirnya membuat kecanduan. Seakan-akan kalau ga ada alkohol perasaan tidak akan pernah bisa tenang.
2. Kebudayaan dan Latar Belakang kehidupan
            Keluarga dan masyarakat dimana seseorang dibesarkan dapat mempengaruhi sikap orang tersebut dalam pemakaian minuman keras.
3. Kepribadian seseorang
            Pecandu minuman keras biasanya, adalah orang-orang yang selalu gelisah, dengan emosi yang tidak matang dan tak dapat menghadapi frustasi. Biasanya mereka sulit menerima otoritas orang lain.
4.  Bakat Jasmani
            biasanya untuk mencapai rasa puas, seringkali peminum menambah jumlah dosis dalam minuman Alkohol nya, dan akhirnya peminum menjadi kecanduan secara jasmani maupun kimiawi, sehingga sulit sekali untuk dapat diubah kembali.
5. Keadaan rohani.
            Keadaan rohani sesorang peminum alkohol akan sering mudah terpengaruh dan jatuh. Mabuk, pesta pora, sehingga akhirnya rohani mereka kalah dengan keinginan jasmani mereka.
6. Keadaan keluarga
            kondisi keluarga yang terjerat dengan minuman keras biasanya selalu menimbulkan masalah dan memiliki dampak bagi anggota keluarga yang lain.
Cara untuk mengkonseling mereka adalah;
a.     Membuat pecandu menghentikan kebiasaannya sama sekali.
b.     Memperbaiki kerusakan-kerusakan tubuhnya akibat dari kecanduannya.
c.     Menolongnya menemukan cara bagaimana dapat mengatasi tekanan dalam hidupnya.
d.     Menolongnya menggunakan pengganti alkohol yang tidak menimbulkan efek-efek sampingan.
e.     Menolong membangun kembali harga diri dan mengatasi rasa bersalahnya.
Lalu seorang konselor juga akan mengalami masalah-masalah diseputar “kerasukan setan”
            Walaupun manusia memiliki roh kudus dalam hidupnya, tapi tidak dapat disangkal bahwa roh-roh jahat masih selalu berkeliling unutk mencobai manusia seolah-olah menyerupai malaikat terang. Manusia tidak bergumul dengan “daging dan darah, melainkan dengan penguasa-penguasa, penghulu-penghulu kegelapan dan roh-roh jahat di udara” (Ef 6:12).
C.S. Lewis pernah berkata “kita dapat melakukan dua kesalahan, yakni kita dapat tidak mempercayai keberadaan maupun pengaruhnya, atau kita percaya dan mengembangkan sikap yang berlebih-lebihan terhadapnya”. Cobalah baca 1 Yohanes 2:3-6, 22-23, atau 3:7-10 dan tanyakan pada diri kita sendiri bagaimana ayat-ayat ini dapat dihubungkan dengan diri konsele.

Pasal 14: Masa Depan Pelayanan Konseling

Arah dari Pelayanan konseling Kristen
1. Tekanan dalam pelayanan konseling akan lebih banyak pada teori dan teknik.
2. Tekanan akan lebih besar dalam latihan praktis konseling.
3. Banyak kaum awam yang terlibat dalam pelayanan konseling.
4. Akan lebih banyak pendidikan yang menekankan pencegahan persoalan.
5. Lebih banyak perhatian pada masalah-masalah sosial dalam masyarakat.
6. Akan lebih banyak lagi buku-buku sumber konseling yang tersedia.
7. Pemakaian sumbangan teknologi semakin banyak (melalui TV, Komputer, video, kaset).
8. Keterlibatan internasional dalam dunia pelayanan konseling.

Tentunya dalam pelayanan konseling, konselor juga bisa mengalami Kejenuhan dalam pelayanan konseling Kristen. Dan seorang konselor Kirsten membutuhkan dukungan dalam arti;
a.     Kita membutuhkan kekuatan Rohani. Seperti api yang padam pada saat kehabisan minyak atau oksigen, demikian juga kita sering kali melemah dalam perjuangan melawan kuasa kegelapan: Efesus 6 sekali lagi menjadi bagian yang sangat penting, unuk memberikan kekuatan rohani.
b.     Kita Perlu menyadari keterbatasan kita. Seorang konselor harus menyadari setiap keterbatasnya, ingat bahwa Tuhan Yesus lah yang menjadi sumbernya. Jasmani kita lemah dan emosi pun demikian.
c.     Kita membutuhkan dukungan dari saudara-saudara seiman. Maksudnya adalah tidak ada pelayanan Kristen yang dapat dilakukan sendiri. Kekristenan, adalah kehidupan yang dibangun beralas kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bercirikhaskan ikatan kasih antara saudara-saudara seiman. Kita semua butuh teman satu atau dua orang teman berdoa, teman yang terbuka dan jujur mengakui kesalahan, yang dapat memberikan kebebasan dari perasaan yang tertekan.
d.     Kita membutuhkan waktu untuk diri kita sendiri. Maksudnya waktu untuk berdoa, berkomunikasi dengan Tuhan, meminta hikmat dari Tuhan dan kekuatan.
e.     Kita perlu membagi tugas dan tanggung jawab.


Tidak semua orang Kristen adalah konselor, tetapi setiap orang Kristen telah dipanggil
Untuk dapat memikul beban sesama (Gal 6:2).

Respon saya setelah membaca;
            Buku ini sangat memberkati saya secara pribadi, dimana pikiran saya mendapat sebuah pembaharuan mengenai masalah-masalah, cara-cara dalam konseling Kristen. Dan banyak sekali pelajaran yang saya dapat, bahwa dengan menjadi konselor kita juga ternyata butuh seorang rekan (teman) untuk sama-sama saling berdoa, saling support pelayanan, teman sharing. Kita juga sebagai konselor dalam hal menghadapi permasalahan konsele harus memiliki kesabaran, dan etika yang baik. Karena keinginan konsele itu sebenarnya ketika dia punya masalah, pengennya cepet selesai. Tapi kembali lagi kepada Tuhan yang mempunyai keputusan.
            Dalam topik yang membahas mengenai konseling dalam mengahadapi kematian. Sering kali saya sendiri juga ga tau juga mau bicara apa lagi dalam menghadapi orang yang mau meninggal isitlahnya Speech Less, ga tau lagi mau ngomong apa karena yaa kita bisa lihat sendiri kondisi mereka yang sedang Kritis, memang dalam hati timbul harapan dia akan sembuh tapi kembali lagi kepada keputusan Tuhan. Seperti Kisah nabi Hizkia, yang memang melaui perantaraan Nabi Yesaya, dia (Hizkia) akan dipanggil Tuhan. Tapi apa yang dilakukan Hizkia? Dia bernegosiasi kepada Yahweh (TUHAN) agar diberikan kesempatan dalam arti diberikan perpanjangan umur (Yesaya 38). Tentunya Tuhan mengabulkan doanya, dan umur Hizkia diberikan perpanjangan Lima Belas Tahun (15tahun) dalam Yesaya 38:5, karena Tuhan masih memiliki rencana yang indah bagi Hizkia, dan sesuatu yang harus Hizkia kerjakan bagi bangsa Israel. Dan Gary R. Collins dalam hal ini sangat begitu menjealskan dengan cara yang sederhana dan gaya Bahasa da kepenulisannya tidak terlalu sulit untuk dipahami.


TUHAN YESUS MEMBERKATI